Inilah pernyataan yang sering kita dengar dengan berbagai cara pengungkapan. Memang setiap orang bisa mendapat akses informasi secara cepat, jauh lebih cepat dibanding tiga windu yang lalu. Dengan berjejaring dengan sarana saat ini tersedia, kita bisa mencari informasi, mendengarkan kuliah, berbelanja, mendengarkan musik, nonton film.
Masihkah kita perlu perpustakaan berkonsultasi dengan pustakawan referensi hukum? Pertanyaan ini benar, tetapi tampaknya terlalu naif. Citra populer seorang pustakawan hukum adalah orang yang menjawab pertanyaan.
Perpustakaan hukum memang dirancang untuk membantu mahasiswa hukum, pengacara, hakim dan panitera atau mereka yang melakukan penelitian bidang hukum. Biasanya menyatu dengan sekolah/fakultas hukum, lembaga hukum, atau pengadilan.
Biasanya koleksi perpustakaan hukum dirancang untuk kepentingan hukum spesifik dan sesuai dengan ruang lingkup lembaga mereka dan koleksi di luar hukum yang terkait.. Pelayanan referensi hukum untuk masyarakat umum terbatas karena ketentuan hukum bahwa non pengacara tidak diperbolehkan memberikan nasehat hukum.
Kita memerlukan biografi Snouck Hurgrounje atau Baharudin Lopa? Nama-nama bala kurawa? Jarak planet terdekat dengan bumi? Dulu kita mendatangi perpustakaan dan bertanya pada pustakawan referensi. Tetapi dengan internet orang tidak perlu lagi mengajukan pertanyaan itu ke pustakawan referensi, karena dapat mencarinya sendiri. Jadi mereka secara naif membuat asumsi bahwa pustakawan referensi tidak diperlukan lagi.
Masalahnya bahwa pertanyaan itu adalah kehilangan sesuatu yang lebih rinci dan tersembunyi, bahkan mungin lebih penting. Mungkin kadang kadang kita membrikan jawaban jawaban faktual. Tetapi sering kali, pertanyaan pertanyaan yang diajukan tidak mempunyai jawaban tunggal. Apakah Pemanasan Global itu nyata? Apakah mendengarkan musik kala tidur meningkatkan daya ingat ketika terbangun? Apakah softdrink diet meningkatkan risiko kanker? Pantai mana kah yang lebih indah dari patai Hawai? Pustakawan membantu menjawab pertanyaan yang berfariasi daripada pertanyaan faktual`dan pustakawan selalu punya jawaban.
Pustakawan mengetahui bagaimana mencari dan mengevaluasi informasi. Mereka tahu bagaimana menilai sumber mana yang dapat dipercaya, mereka tahu teknik mencari dan tidak dapat ditelusur secara sederhana. Mereka tahu bagaimana menentukan keberpihakan penulis. Pustakawan tahu bagaimana mengidentifikasi aspek politik yang menggarisbawahi sebuah dokumen. Lagi pula mereka tidak pernah mengatakan pada orang lain dia telah menolong apa pada kliennya.
Namun dampak terbesar sebuah perpustakaan dan pustakawan referensi hukum adalah pada praktisi dan akademisi ilmu hukum. Beberapa diantaranya berasal dari koleksi perpustakaan yang menyediakan sumber informasi spesifik. Mereka membeli sumber informasi, membuat panduan, dan tautan ke situs untuk memenuhi kebutuhan klien mereka.
Tetapi nilai utama berasal dari pustakawan yang memandu kliennya untuk menemukan informasi `Pustakawan referensi memainkan perannya sebagai penasehat merekomendasikan sumber informasi terbaik bagi masing-masing anggota masyarakat.
Pustakawan berperan sebagai pencari informasi dengan ketrampilan khusus menelusur informasi paling tepat dari segunung informasi yang ada`. Dia berperan sebagai evaluator, menengarai sumber yang terpercaya dan yang tidak. Dia sekaligus sebagai instruktur yang melatih ketrampilan agar mereka mampu medapatkan informasi secara mandiri
Penulis: Rosa Widyawan (Budayawan dan Pustakawan).
Ref: https://legaleraindonesia.com/buat-apa-ke-perpustakaan-hukum-kan-ada-wikipedia-google/
Masihkah kita perlu perpustakaan berkonsultasi dengan pustakawan referensi hukum? Pertanyaan ini benar, tetapi tampaknya terlalu naif. Citra populer seorang pustakawan hukum adalah orang yang menjawab pertanyaan.
Perpustakaan hukum memang dirancang untuk membantu mahasiswa hukum, pengacara, hakim dan panitera atau mereka yang melakukan penelitian bidang hukum. Biasanya menyatu dengan sekolah/fakultas hukum, lembaga hukum, atau pengadilan.
Biasanya koleksi perpustakaan hukum dirancang untuk kepentingan hukum spesifik dan sesuai dengan ruang lingkup lembaga mereka dan koleksi di luar hukum yang terkait.. Pelayanan referensi hukum untuk masyarakat umum terbatas karena ketentuan hukum bahwa non pengacara tidak diperbolehkan memberikan nasehat hukum.
Kita memerlukan biografi Snouck Hurgrounje atau Baharudin Lopa? Nama-nama bala kurawa? Jarak planet terdekat dengan bumi? Dulu kita mendatangi perpustakaan dan bertanya pada pustakawan referensi. Tetapi dengan internet orang tidak perlu lagi mengajukan pertanyaan itu ke pustakawan referensi, karena dapat mencarinya sendiri. Jadi mereka secara naif membuat asumsi bahwa pustakawan referensi tidak diperlukan lagi.
Masalahnya bahwa pertanyaan itu adalah kehilangan sesuatu yang lebih rinci dan tersembunyi, bahkan mungin lebih penting. Mungkin kadang kadang kita membrikan jawaban jawaban faktual. Tetapi sering kali, pertanyaan pertanyaan yang diajukan tidak mempunyai jawaban tunggal. Apakah Pemanasan Global itu nyata? Apakah mendengarkan musik kala tidur meningkatkan daya ingat ketika terbangun? Apakah softdrink diet meningkatkan risiko kanker? Pantai mana kah yang lebih indah dari patai Hawai? Pustakawan membantu menjawab pertanyaan yang berfariasi daripada pertanyaan faktual`dan pustakawan selalu punya jawaban.
Pustakawan mengetahui bagaimana mencari dan mengevaluasi informasi. Mereka tahu bagaimana menilai sumber mana yang dapat dipercaya, mereka tahu teknik mencari dan tidak dapat ditelusur secara sederhana. Mereka tahu bagaimana menentukan keberpihakan penulis. Pustakawan tahu bagaimana mengidentifikasi aspek politik yang menggarisbawahi sebuah dokumen. Lagi pula mereka tidak pernah mengatakan pada orang lain dia telah menolong apa pada kliennya.
Namun dampak terbesar sebuah perpustakaan dan pustakawan referensi hukum adalah pada praktisi dan akademisi ilmu hukum. Beberapa diantaranya berasal dari koleksi perpustakaan yang menyediakan sumber informasi spesifik. Mereka membeli sumber informasi, membuat panduan, dan tautan ke situs untuk memenuhi kebutuhan klien mereka.
Tetapi nilai utama berasal dari pustakawan yang memandu kliennya untuk menemukan informasi `Pustakawan referensi memainkan perannya sebagai penasehat merekomendasikan sumber informasi terbaik bagi masing-masing anggota masyarakat.
Pustakawan berperan sebagai pencari informasi dengan ketrampilan khusus menelusur informasi paling tepat dari segunung informasi yang ada`. Dia berperan sebagai evaluator, menengarai sumber yang terpercaya dan yang tidak. Dia sekaligus sebagai instruktur yang melatih ketrampilan agar mereka mampu medapatkan informasi secara mandiri
Penulis: Rosa Widyawan (Budayawan dan Pustakawan).
Ref: https://legaleraindonesia.com/buat-apa-ke-perpustakaan-hukum-kan-ada-wikipedia-google/
Tags:
Opini