JAKARTA – Dengan
mengendarai motor trail buatan Kawasaki dan dilengkapi kamera di atas
helm, Presiden RI Joko Widodo memimpin perjalanan pada akhir bulan lalu
untuk meninjau proses pembangunan jalanan terpanjang di Papua daerah
timur.
Hutan yang masih sejuk seolah menyambut
kedatangan Jokowi setelah selama berbulan-bulan lamanya dirundung
masalah kekacauan politik. Sedangkan 3.500 kilometer dari tempatnya,
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menjalani hari-harinya di penjara karena
dituduh melakukan penistaan/penghujatan — yang mana kasus ini juga
mengarah kepada Jokowi.
Jalanan di Papua tidak hanya sekedar
menjadi pelepas penat Jokowi, melainkan juga semakin menguatkan
posisinya untuk kembali dan mengamankan elektabilitasnya di 2019. Publik
melihat bahwa masa depan Jokowi di dunia politik bergantung pada
kemampuannya menerapkan program infrastruktur senilai $350 miliar dan
menaikkan standar hidup masyarakat miskin negara ekonomi terbesar
se-Asia Tenggara ini.
“Jika Jokowi mampu mewujudkan
janji-janjinya mengenai infrastruktur, ini akan mampu mengamankan
posisinya pada pilpres 2019 nanti,” kata Greg Barton, profesor politik
islam global Deakin University Australia. “Serangan kepada Ahok
berpengaruh kepada Jokowi — yang memiliki potensi menghancurkan
elektabilitasnya di 2019.”
Basuki Tjahaja Purnama, yang dikenal dengan sebutan Ahok, dihukum karena menghujat Islam pada akhir tahun lalu karena dia mengatakan bahwa pernah dikecewakan oleh oknum-oknum yang menggunakan ayat Quran, yang kemudian ini dijadikan senjata untuk menjegalnya dalam pilgub Jakarta. Dia dihukum dua tahun penjara pada 9 Mei 2017, beberapa minggu setelah kekalahannya di pilgub Jakarta.
Basuki Tjahaja Purnama, yang dikenal dengan sebutan Ahok, dihukum karena menghujat Islam pada akhir tahun lalu karena dia mengatakan bahwa pernah dikecewakan oleh oknum-oknum yang menggunakan ayat Quran, yang kemudian ini dijadikan senjata untuk menjegalnya dalam pilgub Jakarta. Dia dihukum dua tahun penjara pada 9 Mei 2017, beberapa minggu setelah kekalahannya di pilgub Jakarta.
Ketegangan antar umat beragama
Kasus melawan satu orang cina kristen
ini sangat menyorot perhatian publik dan kemudian mendorong ratusan ribu
orang untuk turun ke jalan melakukan protes, beberapa diantaranya
berubah menjadi kekacauan, menyebabkan muslim di Indonesia kehilangan
reputasinya sebagai agama yang toleran. Jokowi dicari-cari untuk
mengakhiri ketegangan dan kemudian mengumpulkan banyak tokoh masyarakat
dari berbagai kalangan mulai dari militer, polisi, partai, hingga
organisasi masyarakat.
Pemenang pilgub Jakarta merupakan sekutu
Prabowo Subianto, yang dikalahkan Jokowi pada pilpres 2014 yang
diperkirakan akan maju pilpres lagi pada 2019. Sang pemenang pilgub
Jakarta akan menerapkan kebijakan yang berlawanan dengan pemerintahan
saat ini.
Beliau masih mampu mengendalikan badai.
Jajaran koalisi di pemerintahannya tetap solid, bahkan kondisi ekonomi
Indonesia terlihat memiliki masa depan cerah dan semakin populer di
kalangan publik.
Jokowi menerima suara dua kali lipat
lebih banyak dari Prabowo dari 1.350 voters dalam survey yang
diselenggarakan oleh Saiful Munjani Research and Consulting. Tingkat
kepuasan publik dengan performanya mencapai 67%.
‘Sangat Puas’
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan
ekonomi internasional akan bertumbuh 5,2% pada tahun ini, yang sejalan
dengan prediksi ahli ekonomi Bloomberg. Sementara itu target pertumbuhan
ekonomi pemerintahan Joko Widodo adalah 7%, yang termasuk tertinggi
dibandingkan dengan perkembangan ekonomi negara lain.
“Banyak negara di seluruh dunia sangat
senang dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%,” kata Rodrigo Chaves,
direktur Bank Dunia perwakilan Indonesia. “Indonesia bertumbuh hingga
dua kali lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi dunia. 5,2% dianggap tidak
ada artinya.”
Bulan kemarin S&P Global Ratings memberikan peringkat kredit Indonesia menjadi investment grade
karena berhasil mengurangi defisit anggaran. Ini dapat meningkatkan
pemasukan Indonesia lebih dari sebelumnya, walaupun pada Mei lalu
Indonesia sudah mencatatkan rekor $125 Juta.
Di pemerintahan, Jokowi memiliki kuasa
atas 70% jumlah kursi, dan mendapatkan dukungan dari koalisinya. Golkar,
salah satu partai terbesar di Indonesia akhirnya bergabung dengan
koalisi presiden Jokowi pada tahun kemarin dan ikut membantu pembangunan
infrastruktur Indonesia.
“Kami percaya Jokowi akan mampu
mengumpulkan dukungan dari berbagai partai untuk mendukungnya pada
pilpres 2019 nanti,” kata Ace Hasan Syadzily.
Jalanan dan Kereta Bawah Tanah
Semenjak pemilu di Jakarta, pihak
Prabowo berusaha untuk menyerang Jokowi. Arief Puyuwono, Wakil Ketua
Gerindra, memberikan “jempol” kepada Jokowi atas usahanya mengatur
perekonomian negara bahkan meningkatkan gaji para pekerja yang ada di
negara sebesar 260 juta jiwa ini.
Jokowi segera menyiapkan agenda dalam
beberapa bulan ke depan untuk merevisi pengelolaan ekonomi, hukum
anti-teror, dan peraturan yang dapat meningkatkan kekuatan pajak setelah
amnesti pajak mencapai $11 miliar. Untuk jangka waktu panjang ke
depannya, beliau berencana untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur
yang secara langsung meningkatkan elektabilitasnya.
Di Papua, Jokowi mengawasi penyelesaian
jalanan yang melintasi seluruh provinsi sepanjang 4.300 kilometer hingga
tahun depan. Yang lebih sulit lagi adalah pembangunan sistem kereta
bawah tanah di Jakarta, yang sekarang akan dikerjakan oleh sekutu
Prabowo.
Di sisi lain, Jokowi telah melakukan
banyak sekali pengembangan infrastruktur pada karirnya di pemerintahan
selama 10 tahun, menurut Rizal Ramli, mantan menteri di kabinet Jokowi
yang juga pernah menjabat sebagai menteri ekonomi di tahun 2001. Fokus
terhadap masalah ekonomi negara akan menolongnya untuk menghindari
kehilangan jumlah suara akibat kekalahan Ahok, kata Rizal.
“Jokowi kehilangan modal suara untuk
pemilu 2019 karena kasus Ahok menjatuhkannya juga,” Kata Rizal Ramli.
“Jika Jokowi tidak berubah, maka dia akan menghadapi situasi yang sulit
pada pemilu 2019 nanti.”
Sumber: https://legaleraindonesia.com/dari-motor-trail-jokowi-menjalankan-pemerintahan/