Komunikasi Batik dari Indonesia untuk Dunia

Assyari Abdullah, S.Sos., M.I.Kom
BANGSA Indonesia adalah bangsa yang besar baik secara territorial maupun non territorial. Bonus demografi ini menjadi perajut persatuan, kesatuan dan keutuhan bangsa untuk melahirkan bangsa pemenang dan tentunya akan terukir di lembar sejarah sebagai bangsa yang memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi. Kondisi Ini cukup beralasan menjadi modal oleh segenap masyarakat Indonesia sebagai pemilik saham seratus persen Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sebagai Bangsa sejahtera sebagaimana digambarkan dalam Bukunya Plato seorang Filsafat Yunani (427-347 SM)  yang berjudul Critias dan Timaeus. Plato berbicara tentang konsep kehidupan yang paripurna, damai, sejahtera, aman dan sentosa bagi semua rakyatnya dan Pluto pun menamakan dengan masyarakat atlantis.

Bahkan menurut pendapat Profesor Arysio Santos dalam bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Found yang merupakan  geolog dan fisikawan nuklir dari Brazil, menyatakan bahwa Benua Atlantis yang senantiasa menjadi pembicaraan hangat dunia semenjak diungkapkan oleh Plato, ternyata terletak di Indonesia dan region sekitarnya,  Hal ini didasarkan pada penelitian beliau selama tiga puluh tahun, membuat peta bawah laut, mengkaji mitologi, arkeologi, dan sebagainya.
Memasuki Bulan oktober sebagai rutinitas tahunan, Indonesia disuguhkan oleh deretan fakta sejarah, diantaranya adalah peringatan hari kesakstian pancasila dan Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal dua Oktober setiap tahunnya.

Berbicara Batik tentunya sangat menarik untuk didiskusikan dan tidak akan pernah usang untuk diperbincangkan. Batik sesungguhnya sudah menjadi kesatuan yang utuh dari kehidupan masyarakat Indonesia hari ini. Batik merefresentasikan multikulutralisme yang ada di Indonesia. Batik menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh masyarakat Indonesia,  baik dalam hal digunakan untuk pakaian dan sekarang sudah bermetamarfosis keberbagai sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia dalam wujud tas, selendang, cover buku, wallpaper rumah dan perkantoran, stiker mobil, softcase Handphone dan dalam bentuk lainnya.

Batik di pakai oleh penduduk Indonesia dari pekara kegiatan tradisional sampaikan kepada fashion. Dalam aktivitas sehari-hari pemakaian batik mulai dari kain yang digunakan untuk menggendong bayi dengan menggunakain kain batik bercorak simbol yang membawa keberuntungan. Selain itu, pakaian dengan corak sehari-hari juga dipakai secara rutin dalam kegiatan bisnis dan akademis. Sementara berbagai corak lainnya dipakai dalam upacara pernikahan, kehamilan, juga dalam wayang, kebutuhan non-sandang dan berbagai penampilan kesenian. Kain batik bahkan memainkan peran utama dalam ritual tertentu.
Menggunakan batik menjadi kebanggan bagi segenap bangsa Indonesia layaknya seperti Bangsa Erofa dan Amarika bangga menggunakan jas dan dasi atau Bangsa Arab bangga menggunakan juba sebagai lambang kebesaran suatu bangsa.
Batik sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari matarantai sejarah Nusantara yang pada akhirnya mengerucut kepada Bangsa Indonesia. Batik menjadi legacy yang masih terawat yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi dan sampai pada kehidupan Indonesia modern batik tidak tergerus oleh perkembangan zaman atau lapuk dimakan usia.


Batik dalam kacamata  UNESCO

Lahirnya Hari Batik Nasional yang diperingati tanggal dua oktober adalah bagian yang tak terpisahkan dari pengakuan tulus dari lembaga bergensi sekelas UNESCO. Merujuk kepada pemberitaan kompas.com, Pengakuan batik sebagai warisan dunia ini berlaku sejak Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan atau UNESCO, menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.

UNESCO menilai bahwa teknik, simbolisme, dan budaya terkait batik dianggap melekat dengan kebudayaan Indonesia. Bahkan, masyarakat Indonesia memaknai batik dari prosesi kelahiran sampai kematian. Selain itu, batik juga menjadi refleksi akan keberagaman budaya di Indonesia, yang terlihat dari sejumlah motifnya.

Tentunya evolusi batik tidak terjadi secara independen, batik berkembang juga diperkaya oleh pengaruh Arab dalam motif hias yang biasa ditemui di seni kaligrafi, pengaruh Eropa dalam bentuk motif bunga, pengaruh China dalam motif phoenix (burung api), hingga pengaruh India dan Persia dalam motif merak. UNESCO mengakui batik sebagai warisan dunia karena memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol dan makna filosofi kehidupan rakyat Indonesia. (kompas.com)

#SelamatHariBatikNasional

Tingginya sence of belonging warga Indonesia terhadap batik juga ditunjukan dengan ala kekinian. Selamat Hari Batik Nasional sempat menjadi trending topic oleh warga net menggunakan flatform twitter  yang berhasil mendulang 6647 tweet. Momen yang datang per tanggal dua Oktober itu dijadiakan pesan komunikasi yang disampaikan menggunakan lini massa twitter tentang budaya, peradaban dan segudang keunggulan Indonesia yang disampaikan untuk Dunia.

Indonesia sesungguhnya bukalah Negara yang terlanjur diframingkan oleh media-media barat sebagai Negara yang antitolerasi, banyak teroris dan pencitraan negative lainnya yang sudah disematkan oleh media asing terhadap Indonesia. Melalui lini massa ini Indonesia ingin mengkomunikasikan dengan dunia bahwa kami adalah bangsa yang memiliki peradaban tinggi, menjunjung tinggi perbedaan, salaing menghargai, hidup rukun dan damai dengan berbagai bentuk keyakinan, agama, suku dan budaya. Indonesia lahir menjadi bangsa besar dengan segudang sejarah, segudang prestasi, dan segudang potensi untuk mewujukan Indonesia sebagai pusat ekonomi dunia dan Indonesia adalah pusat kebudayaan dunia. Selamat Hari Batik Nasional, Bangga Pakai Batik. ***

Assyari Abdullah, S.Sos., M.I.Kom adalah Dosen Ilmu Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim Riau | www.gosumut.com

إرسال تعليق

أحدث أقدم