Ilustrasi ubur-ubur (Foto: Life of Pix/HIDE OBARA) |
Sebuah riset terbaru mendapat bahwa ubur-ubur bisa memasuki keadaan tidur. Penelitian ini menjadi menarik, sebab ubur-ubur menjadi hewan pertama yang tak punya sistem syaraf terpusat, yang bisa tidur.
Temuan ini dapat memperkuat teori bahwa tidur adalah soal syaraf saja. Tidur mungkin adalah sesuatu yang bisa dialami sistem syaraf dalam sebuah jejaring, meski tak kompleks.
Peneliti sudah lama mencoba menyingkapkan tidur itu apa sesungguhnya dan bagaimana perilaku ini berevolusi. Khusus pada hewan yang memiliki sistem syaraf sederhana. Beberapa tahun lalu, penelitian dilakukan pada cacing Caenorhabditis elegans, yang hanya punya 302 syarat dan sistem saraf terpusat yang sederhana.
Ternyata, cacing Caenorhabditis juga memperlihatkan perilaku beristirahat yang seperti tidur. Ilmuwan, macam Claire Bedbrook, seorang mahasiswa doktoral bioengineering di Institut Teknologi California, berpikir, bagaimana dengan hewan yang sistem syarafnya lebih sederhana ketimbang cacing Caenorhabditis.
Ravi Nath, salah satu penulis studi itu, kemudian menyebutkan ubur-ubur. Peneliti kemudian meneliti ubur-ubur yang ada di laboratorium ahli biologi Lea Goentoro. Dia mendapati bahwa genus Cassiopea tampak kurang aktif pada malam hari. Cassiopea berdiam dalam posisi bagian bawah ke atas di dasar tangki. Setelah diteliti, mereka menduga ubur-ubur itu sedang tidur.
Tapi harus memastikan apakah perilaku itu sesuatu dengan kriteria standar yang namanya tidur, yaitu: aktivitas yang menurun yang bisa secara cepat berbalik, tak seperti koma atau kehilangan kesadaran; respons terhadap stimulus berkurang dibandingkan saat bangun; dan aturan homeostatik, artinya ada semacam dorongan bawaan menuju tidur dan bahwa hewan itu membutuhkan tidur untuk berfungsi.
Segalanya diukur. Hasilnya, denyut tubuh ubur-ubur turun 32 persen saat malam hari. Tapi saat diberikan makanan pada tengah malam, tiba-tiba denyutnya seperti pada saat aktif siang hari. Artinya, mereka bisa cepat sadar. Begitu pun responsnya terhadap stimulus ternyata lebih berkurang.
Saat homeostatiknya diperiksa, dengan mengganggu si ubur-ubur saat ‘istirahat’ ternyata keesokan harinya ada masalah dalam pola denyut tubuhnya. Seperti kalau kita kurang istirahat dan butuh tidur.
Pertanyaannya, apakah tidur ubur-ubur ini sama dengan perilaku tidur hewan yang lebih tinggi dan kompleks sistemnya? Soalnya ada aspek genetika dan molekul juga yang ternyata mempengaruhi tidur, seperti cacing, lalat, ikan zebra, dan manusia.
Tentu ahli tak bisa mencari gen itu pada ubur-ubur. Jadi mereka kemudian menambahkan melotonin dan antihistamine pyrilamine pada air ubur-ubur, dua zat yang membuat manusia mengantuk. Ternyata, ubur-ubur itu juga jadi kurang aktif. Bisa jadi, tidur pada hewan tertua dan manusia memiliki akar biologikal yang sama.
Ke depannya, tim itu akan menggunakan elektroda untuk melacak aktivitas ubur-ubur saat tidur. Mereka juga ingin tahu, apakah spesies ubur-ubur lain juga tidur. Begitu pun, mereka ingin tahu apakah sponge alias bunga karang juga tidur, sebab sponge sama sekali tak punya sistem syaraf, meski mengandung gen dan protein tak sempurna, seperti yang ada pada sistem syaraf hewan lain.(ded/ded)
Link: https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170922135826-445-243337/ternyata-ubur-ubur-juga-bisa-tidur/
Tags:
Edukasi