Semakin Diredam, Semakin Membuat Kami Bangkit

Negara Indonesia melalui aparat militernya di Papua semakin terus melakukan upaya-upaya meredam berbagai desakan dan tuntutan bagi kemerdekaan bagi Bangsa Papua. Mengapa terkesan dalam penegakan HAM berjalan lambat sementara mengenai aksi demo damai Papua merdeka begitu cepat aparat beraksi.

 Masih sangat segar, penembakan diawal bulan Desember 2014, Siswa SMA di Paniai ditembak, hingga saat ini belum diketahui jelas siapa pelakunya dan kemudian diadili sesuai dengan apa yang sudah dilakukan. Menggunakan senjata untuk menembak rakyat. Padahal dari keterangan para saksi, sudah jelas yang menembka mereka adalah aparat keamanan, namun entah kenapa, negara terkesan sulit. Proses inipun masih berlanjut hingga saat ini.
 Dalam mendukung upaya United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dalam mendaftarkan aplikasi keanggotaan West Papua dalam forum Melanesian Sparehead Group (MSG), dilakukan berbagai aksi didalam tanah air Papua, dari ujung Sorong Sampai Merauke.

Aksi-aksi yang dilakukan ini bahkan semakin mendapat tekanan. Tiga faksi yang kemudian membentuk wadah koordinatif ini, yaitu PNWP, NRFPB dan WPNCL melakukan aksi-aksi dukungan untuk ULMWP salahsatunya adalah petisi dukungan yang hingga saat ini masih terus dilakukan. KNPB yang hadir sebagai organ yang memediasi rakyat Papua Barat, dengan tekanan yang begitu kuat dari pihak militer indonesia, tetap eksis. Bahkan para anggota dan juga rakyat sipil yang ditangkap dalam beberapa aksi terakhir ini mencapai ratusan orang.

Bintang Kejora dikibar Aliansi Mahasiswa Papua - Doc AMP Dari kalanangan Mahasiswa, tak ketinggalan mereka juga melakukan aksi dan dukungan bagi kemerdekaan Papua yang diperjuangkan masuk kedalam MSG. Aliansi Mahasiswa Papua juga bahkan menaikan Bendera Bintang Kejora dalam beberap aksi yang digelar dikota Yogyakarta.

Selain Yogyakarta, di Bandung, Jakarta, juga Surabaya melakukan aksi-aksi dukungan; bahkan di Surabaya aparat sempat menangkap aktivis Mahasiswa Papua dalam sebuah aksi karena membawa atribut Bendera Papua. Mahasiswa di Papua, terutama di ibukota Port Numbay (Jayapura) juga tak ketinggalan, melakukan aksi-aksi dukungan bagi ULMWP.

GempaR Papua dan juga beberapa Badan Eksekutif Mahasiswa yang ada dikota tersebut bahklan mendirikan posko Papua, yang kemudian dijadikan sebagai tempat untuk mengsosialisasikan serta tanda tangan petisi. Namun posko yang dibuat ini akhirnya dibongkar oleh aparat kepolisian yang diminta oleh pihak kampus.Posko Papua juga dibuat oleh Mahasiswa Papua di Yogyakarta di asrama mahasiswa Papua Kamasan 1, posko masih tetap ada dan tidak mengalami pembongkaran seperti yang terjadi dengan posko Papua di Uncen. Terlepas dari semua tekanan yang ada, ini menunjukan bahwa kebangkitan nasionalisme serta siap untuk ambil peran dalam perjuangan sudah ada didalam tingkatan pelajar.

Sehingga berbagai tindakan yang diambil oleh aparat indonesia sesungguhnya tak lantas membuat dukungan kepada perjuangan Papua itu pudar. Justru dengan tindakan dari aparat dalam berbagai aksi-aksi serta ruang demokrasi yang semakin tak bebas ini membuat kami semakin mantap untuk terus memperjuangkan. Terus mendukung upaya-upaya yang dilakukan saat ini.

Semakin diredam Semakin membuat kami bangkit untuk menunjukan pada dunia, bahwa kami siap menjalankan pemerintahan, menjalankan negara kami tanpa harus menjadi bagian dari propinsi sebuah negara lain, kami jelas sudah sangat siap 100%. Semakin diredam semakin menunjukan pada kami, sesungguhnya kami adalah wilayah yang dijajah.
Seandainya kami menuntut ditempat lain itu wajar kalian persoalkan dengan aturan negara kalian. Tapi ini sangat jelas, yang menuntut kepada indonesia adalah Orang Papua yang sangat jelas, punya tanah papua, kok mereka harus dilarang menyampaikan hak politik mereka diatas tanah mereka sendiri ?

Semakin Diredam Semakin Membuat Kami Bangkit, PAPUA TETAP MERDEKA

Catatan : Phaul Heger


Source: http://phaul-heger.blogspot.com/2015/06/semakin-diredam-semakin-membuat-kami.html
Disalin dari Gerakan Anak Bangsa | Salam Juang-Papua Merdeka.

Post a Comment

Previous Post Next Post